Pengembangan Diri Yang Ada di SMPN 3 Sidoarjo
Diposkan oleh Mokhammad Masrur Firmansyah
Pengembangan diri adalah kegiatan seperti ekstrakulikuler yang diadakan oleh SMPN 3 Sidoarjo. Kegiatan ini biasanya diadakan rutin setiap hari jum’at. Banyak sekali pengembangan diri yang diadakan. Misalnya, Senam Kebugaran, Kerokhanian, hingga kebersihan yang terbaru adalah kegiatan baca-tulis. Di sini siswa-siswi SMPN 3 Sidoarjo di didik agar labih mandiri dan berkreasi. Setiap kegiatan – kegiatan Pengembangan Diri, pasti ada beberapa guru yang membimbing. Berikut penjelasan kegiatan yang dilakukan warga-warga Spentigda.
1.Senam Kebugaran
Senam Kebugaran termasuk jenis Olah Raga yang dapat menyehatkan tubuh kita tentunya. Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh siswa-siswi SMPN 3 Sidoarjo dari Kelas 7 hingga Kelas 9. Tidak hanya siswa, tetapi juga guru-guru pembimbing kita juga ikut. Waw Seru banget. Gak kebayang, guru-guru yang biasanya hanya bisa memerintah para siswa juga ikut serta loh!!!
2.Kerokhanian
Kerokhanian adalah kegiatan religius atau kegiatan Islamic yang di adakan SMPN 3 Sidoarjo. Pada kegiatan Kerokhanian, siswa-siswi SMPN 3 Sidoarjo di ajarkan Pendidikan Agama Islam yang sebenarnya. Agar siswa-siswi SMPN 3 Sidoarjo menjadi anak yang Soleh dan Solekhah. Kegiatan ini sangat baik untuk meningkatkan iman kita dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
Serta mendekatkan diri kepada allah SWT.
3.Kebersihan
Kebersihan adalah kegiatan membersihkan kelas. Semacam piket, tetapi di sini kita di nilai dan dilombakan. Saat dilaksanakannya kegiatan kebersihan ini, slalu ada guru pendampingnya yang selalu muter-muter. So, hati-hati jika anda kelihatan tdak mengikuti!!!
bisa-bisa di gebukin..
hahahahahha!!!!
4. Baca tulis
Kegiatan ini dibuat setelah kepala sekolah kita diganti.
kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan kita sebagai pelajar untuk mengetahui dunia yang luas ini.
Uniknya, tidak hanya siswa yang melakiukan ini.
tetapi gugu-guru juga lho!!! Biar sama-sama mendapatkan wawasan luas dan memajukan SPENTIGDA untuk bersaing denan sekolah lainya!!!
My Blog List
Diberdayakan oleh Blogger.
foto-foto ku reg!!!!!!
link web ku!!!!!!!!!!
link.link ku reg!!!!!!!
About Me
- masrurfirmansyah
- saya.. dilahirkan di sidoarjo.. anak bonek.. surabaya kotaku viking sahabatku.. arema babuku.. delta pembantuku.. skul nang smp 3 sda... varakang is the best hoby sepak bola... sory reg gak isok ndelok.no kabeh.. hahahhaha i always to be good man. and I hope you can give a little love to treat me the love that I give to you.. love you forever..
Senin, 28 Februari 2011
Setelah hampir 4 jam melakukan demo di sekitar kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Gerakan Revolusi PSSI (GRP) membubarkan diri. GRP berjanji akan membawa lebih banyak massa besok.
GRP mengerahkan sekitar 100 lebih orang untuk demo hari ini, Senin 28 Februari 2011. Mereka menentang pencalonan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Setelah memulai demo di PSSI sekitar pukul 13.00 WIB, GRP menyudahinya pukul 16.40 WIB. Namun, aksi GRP menuntut pencalonan kembali Nurdin Halid tidak berakhir hari ini.
GRP mengerahkan sekitar 100 lebih orang untuk demo hari ini, Senin 28 Februari 2011. Mereka menentang pencalonan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Setelah memulai demo di PSSI sekitar pukul 13.00 WIB, GRP menyudahinya pukul 16.40 WIB. Namun, aksi GRP menuntut pencalonan kembali Nurdin Halid tidak berakhir hari ini.
Sabtu, 26 Februari 2011
ember (beritajatim.com) - Tren positif yang ditunjukkan dalam lawatan Bonek ke Bali untuk menyaksikan Persebaya 1927 melawan Gelora De Vata, Minggu (20/2/2011), harus dipertahankan. Namun ada juga beberapa persoalan yang harus ditangani.
Dalam lawatan ke Bali itu, selain menumpang kereta api seperti biasanya, Bonek dari berbagai komunitas juga menyewa 47 unit bus dan mengendarai puluhan mobil pribadi. Selama dalam perjalanan, tidak ada laporan kerusuhan sebagaimana yang diwaspadai. Bahkan, di jalur kereta api, Bonek mendapat sambutan dari kelompok suporter setempat dari Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.
Di Bali, tidak terjadi gesekan antara Bonek dengan warga atau suporter setempat. Warga malah menjadikan Bonek sebagai objek foto bersama. "Ada bapak-bapak naik mobil membeli kaos dari anak-anak Rp 50 ribu. Padahal kaosnya sudah lusuh," kata Badi, Bonek asal Pasuruan.
Di Bali, rombongan Bonek juga bertemu dengan orang yang berpakaian Aremania, yang selama ini diidentifikasi sebagai musuh bebuyutan. "Ada yang nongkrong di Pantai Sanur," kata Hanafi, Bonek asal Jakarta. Namun, tidak terjadi bentrokan atau pengeroyokan, kendati ribuan Bonek menghijaukan Pulau Dewata hari itu.
Di dalam stadion, pertandingan berjalan panas. Ada oknum penonton, yang diidentifikasi tidak mengenakan atribut suporter tuan rumah, melemparkan benda keras ke arah bangku cadangan dan pemain Persebaya. Namun, Bonek dan suporter Bali menjawab provokasi itu dengan nyanyian bersama dan Mexican Wave. Di ujung laga, Persebaya kalah 1-2, namun dua kelompok suporter saling bertukar atribut.
Nanang Ariadi, salah satu anggota Tim Sebelas Aliansi Suporter Indonesia, menyambut baik fenomena di Bali itu. "Tren positif ini harus terus dijaga. Bahkan meski Persebaya kalah, situasi dan kondisi tetap kondusif," katanya, Senin (21/2/2011).
Nanang mengatakan, apa yang terjadi di Bali mengingatkannya pada era-era awal kelahiran Bonek tahun 1980-an. "Bonek tarlahir kembali, baik dari sisi semangat maupun sikap," tambah Hanafi.
Dalam artikel berjudul 'Bonek bin Chelsea' di Majalah World Soccer April 2010, Dahlan Iskan, mantan bos Jawa Pos, menulis fanatisme terhadap Persebaya dibangun dengan meniru kesebelasan Chelsea. Saat itu, prestasi Persebaya tengah terpuruk, berbanding terbalik dengan saudaranya Niac Mitra.
Menurut Dahlan, waktu itu menyaksikan pertandingan Chelsea melawan West Ham United, ia melihat di mana-mana spanduk dan poster bertuliskan 'Save The Bridge!'. Rupanya, para suporter Chelsea sedang berupaya menyelamatkan Stadion Stamford Bridge.
'Yang juga mengesankan saya adalah: para penonton umumnya mengenakan topi, selendang, dan kaus biru. Di semua atribut itu ada tulisannya: The Blues.
Dahlan dan Jawa Pos meniru atribut Chelsea. Ratusan ribu topi, selendang (syal), dan kaus dengan slogan "Kami Haus Gol Kamu" dan 'Low Profile High Product' terjual. "Kami tidak menarik keuntungan, karena memang tujuannya hanya ingin menggerakkan Persebaya," tulisnya.
Dahlan pula yang kemudian mengoordinasi puluhan ribu suporter Persebaya ke Senayan pada setiap final perserikatan di era akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Majalah Tempo saat itu menulis: 'Koordinasi yang bagus itu membawa gelombang baru di Senayan. Selain ada selendang dan topi, ada spanduk raksasa sepanjang 50 meter. Juga genderang dan terompet. Bahkan, mercun dan kembang api segala. Jarak Surabaya-Jakarta yang memakan waktu sekitar 13 jam bukan penghalang.' Era away supporters dalam arti masif dan sesungguhnya dimulai di masa ini.
Kuncinya adalah koordinasi. Hanafi mengatakan, saat tret-tet-tet ke Bali, koordinasi dengan panitia pelaksana di Bali dan aparat kepolisian berbagai daerah berjalan bagus. "Para Bonek terlihat tertib bila ada yang mengoordinir dengan baik," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Situbondo, Komisaris Erick Hermawan.
Namun, tentu saja masih ada yang harus diperbaiki. Selain ribuan yang terkoordinasi, masih ada ratusan Bonek yang tak terkoordinasi. Mereka biasa disebut 'Bonek liar'. Mereka tak hanya dari Surabaya, dan biasanya berada di setiap stasiun tempat kereta api berhenti. Pemandangan ini jamak ditemui, setiap kali Persebaya bertanding tandang.
Tempo hari aparat keamanan sempat melarang ratusan Bonek liar masuk ke Bali, karena hanya membawa uang Rp 10 ribu dan tak membawa kartu identitas. Mereka inilah yang rawan melakukan kerusuhan.
Informasi yang diterima Saleh Ismail Mukadar, Ketua Umum Persebaya, ada Bonek yang terjatuh dari truk. "Ini yang memang berangsur-angsur harus kita perbaiki. Tidak bisa sekaligus. Tapi saya memberi apresiasi kepada anak-anak saya yang sudah bisa berlaku tertib," katanya.
Hanafi sendiri berharap, jika ada bus gratis, maka Bonek liar bisa tertampung. Dengan begitu, sedikit modal yang mereka bawa bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan makan.
"Saya dengar rencananya kalau tret-tet-tet ke Bali sukses, Bu Risma (Wali Kota Surabaya) akan menyediakan truk polisi untuk ikut menampung suporter," kata Hanafi.
Kereta api memang akan jadi pilihan utama para Bonek dari luar Surabaya. Namun yang terpenting, menurut Hanafi, mereka bisa menjaga nama baik Persebaya dan Bonek. "Mereka kini tahu, walikota akan memberikan bantuan asal bisa tertib," kata pria berkacamata ini. Mereka juga diharapkan mau membawa uang saku secukupnya untuk bisa membeli makanan selama dalam perjalanan.
Sejauh ini, juga tidak ada informasi dari aparat kepolisian, Bonek liar berulah negatif dalam perjalanan ke Bali. Bahkan, di beberapa stasiun, mereka disambut langsung oleh kelompok suporter setempat. Bonek di Jember juga menyediakan bantuan nasi bungkus untuk kawan-kawan mereka itu sebagai tanda solidaritas.
------------------------------------------------------
Laga UJI COBA
DELTRAS SIDOARJO VS PERSEBAYA SURABAYA DIVISI UTAMA
Kamis , 24 Februari 2011
STadion Gor Gelora Delta SIdoarjo
at. 15.30
-------------------------------------------------------
PERSEBAYA SURABAYA 1927 Vs ACEH UTD
27 Februari 2011
Gelora 10 November Tambaksari Surabaya
at 15.30 ( Live )
--------------------------------------------------------
Divisi Utama Liga Indonesia
4 Maret 2011 15:30:00 WIB
Persebaya D.U vs Persiba Bantul
Dalam lawatan ke Bali itu, selain menumpang kereta api seperti biasanya, Bonek dari berbagai komunitas juga menyewa 47 unit bus dan mengendarai puluhan mobil pribadi. Selama dalam perjalanan, tidak ada laporan kerusuhan sebagaimana yang diwaspadai. Bahkan, di jalur kereta api, Bonek mendapat sambutan dari kelompok suporter setempat dari Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.
Di Bali, tidak terjadi gesekan antara Bonek dengan warga atau suporter setempat. Warga malah menjadikan Bonek sebagai objek foto bersama. "Ada bapak-bapak naik mobil membeli kaos dari anak-anak Rp 50 ribu. Padahal kaosnya sudah lusuh," kata Badi, Bonek asal Pasuruan.
Di Bali, rombongan Bonek juga bertemu dengan orang yang berpakaian Aremania, yang selama ini diidentifikasi sebagai musuh bebuyutan. "Ada yang nongkrong di Pantai Sanur," kata Hanafi, Bonek asal Jakarta. Namun, tidak terjadi bentrokan atau pengeroyokan, kendati ribuan Bonek menghijaukan Pulau Dewata hari itu.
Di dalam stadion, pertandingan berjalan panas. Ada oknum penonton, yang diidentifikasi tidak mengenakan atribut suporter tuan rumah, melemparkan benda keras ke arah bangku cadangan dan pemain Persebaya. Namun, Bonek dan suporter Bali menjawab provokasi itu dengan nyanyian bersama dan Mexican Wave. Di ujung laga, Persebaya kalah 1-2, namun dua kelompok suporter saling bertukar atribut.
Nanang Ariadi, salah satu anggota Tim Sebelas Aliansi Suporter Indonesia, menyambut baik fenomena di Bali itu. "Tren positif ini harus terus dijaga. Bahkan meski Persebaya kalah, situasi dan kondisi tetap kondusif," katanya, Senin (21/2/2011).
Nanang mengatakan, apa yang terjadi di Bali mengingatkannya pada era-era awal kelahiran Bonek tahun 1980-an. "Bonek tarlahir kembali, baik dari sisi semangat maupun sikap," tambah Hanafi.
Dalam artikel berjudul 'Bonek bin Chelsea' di Majalah World Soccer April 2010, Dahlan Iskan, mantan bos Jawa Pos, menulis fanatisme terhadap Persebaya dibangun dengan meniru kesebelasan Chelsea. Saat itu, prestasi Persebaya tengah terpuruk, berbanding terbalik dengan saudaranya Niac Mitra.
Menurut Dahlan, waktu itu menyaksikan pertandingan Chelsea melawan West Ham United, ia melihat di mana-mana spanduk dan poster bertuliskan 'Save The Bridge!'. Rupanya, para suporter Chelsea sedang berupaya menyelamatkan Stadion Stamford Bridge.
'Yang juga mengesankan saya adalah: para penonton umumnya mengenakan topi, selendang, dan kaus biru. Di semua atribut itu ada tulisannya: The Blues.
Dahlan dan Jawa Pos meniru atribut Chelsea. Ratusan ribu topi, selendang (syal), dan kaus dengan slogan "Kami Haus Gol Kamu" dan 'Low Profile High Product' terjual. "Kami tidak menarik keuntungan, karena memang tujuannya hanya ingin menggerakkan Persebaya," tulisnya.
Dahlan pula yang kemudian mengoordinasi puluhan ribu suporter Persebaya ke Senayan pada setiap final perserikatan di era akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Majalah Tempo saat itu menulis: 'Koordinasi yang bagus itu membawa gelombang baru di Senayan. Selain ada selendang dan topi, ada spanduk raksasa sepanjang 50 meter. Juga genderang dan terompet. Bahkan, mercun dan kembang api segala. Jarak Surabaya-Jakarta yang memakan waktu sekitar 13 jam bukan penghalang.' Era away supporters dalam arti masif dan sesungguhnya dimulai di masa ini.
Kuncinya adalah koordinasi. Hanafi mengatakan, saat tret-tet-tet ke Bali, koordinasi dengan panitia pelaksana di Bali dan aparat kepolisian berbagai daerah berjalan bagus. "Para Bonek terlihat tertib bila ada yang mengoordinir dengan baik," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Situbondo, Komisaris Erick Hermawan.
Namun, tentu saja masih ada yang harus diperbaiki. Selain ribuan yang terkoordinasi, masih ada ratusan Bonek yang tak terkoordinasi. Mereka biasa disebut 'Bonek liar'. Mereka tak hanya dari Surabaya, dan biasanya berada di setiap stasiun tempat kereta api berhenti. Pemandangan ini jamak ditemui, setiap kali Persebaya bertanding tandang.
Tempo hari aparat keamanan sempat melarang ratusan Bonek liar masuk ke Bali, karena hanya membawa uang Rp 10 ribu dan tak membawa kartu identitas. Mereka inilah yang rawan melakukan kerusuhan.
Informasi yang diterima Saleh Ismail Mukadar, Ketua Umum Persebaya, ada Bonek yang terjatuh dari truk. "Ini yang memang berangsur-angsur harus kita perbaiki. Tidak bisa sekaligus. Tapi saya memberi apresiasi kepada anak-anak saya yang sudah bisa berlaku tertib," katanya.
Hanafi sendiri berharap, jika ada bus gratis, maka Bonek liar bisa tertampung. Dengan begitu, sedikit modal yang mereka bawa bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan makan.
"Saya dengar rencananya kalau tret-tet-tet ke Bali sukses, Bu Risma (Wali Kota Surabaya) akan menyediakan truk polisi untuk ikut menampung suporter," kata Hanafi.
Kereta api memang akan jadi pilihan utama para Bonek dari luar Surabaya. Namun yang terpenting, menurut Hanafi, mereka bisa menjaga nama baik Persebaya dan Bonek. "Mereka kini tahu, walikota akan memberikan bantuan asal bisa tertib," kata pria berkacamata ini. Mereka juga diharapkan mau membawa uang saku secukupnya untuk bisa membeli makanan selama dalam perjalanan.
Sejauh ini, juga tidak ada informasi dari aparat kepolisian, Bonek liar berulah negatif dalam perjalanan ke Bali. Bahkan, di beberapa stasiun, mereka disambut langsung oleh kelompok suporter setempat. Bonek di Jember juga menyediakan bantuan nasi bungkus untuk kawan-kawan mereka itu sebagai tanda solidaritas.
------------------------------------------------------
Laga UJI COBA
DELTRAS SIDOARJO VS PERSEBAYA SURABAYA DIVISI UTAMA
Kamis , 24 Februari 2011
STadion Gor Gelora Delta SIdoarjo
at. 15.30
-------------------------------------------------------
PERSEBAYA SURABAYA 1927 Vs ACEH UTD
27 Februari 2011
Gelora 10 November Tambaksari Surabaya
at 15.30 ( Live )
--------------------------------------------------------
Divisi Utama Liga Indonesia
4 Maret 2011 15:30:00 WIB
Persebaya D.U vs Persiba Bantul
Surabaya Suporter Persebaya, Bonek akhirnya berangkat ke Jakarta, Rabu tanggal 23 kmarin dini hari. Sebanyak kurang lebih 800 Bonek siap bergabung bersama elemen suporter lainnya untuk menggulingkan Nurdin Halid sebagai Ketua umum PSSI.
Mulai, Selasa tanggal 22 februari pukul 22.00 malam, ratusan Bonek sudah berkumpul di Taman Apsari. Sebanyak 18 bus yang mereka carter juga siap berangkat. Setelah dua jam lebih, mereka akhirnya bertolak ke Jakarta, Rabu tengah malam.
"Pokoknya kita siap bergabung dengan kawan-kawan di Jakarta. Kita satu tujuan, turunkan Nurdin Halid sekarang juga," kata salah satu Bonek.
Dari keterangan yang dihimpun, Bonek yang berangkat ke Jakarta tidak hanya berasal dari satu elemen saja, melainkan dari berbagai kalangan. Mereka akan bergabung dengan berbagai suporter yang sudah melakukan Demo di Jakarta, Selasa kemarin.
Mulai, Selasa tanggal 22 februari pukul 22.00 malam, ratusan Bonek sudah berkumpul di Taman Apsari. Sebanyak 18 bus yang mereka carter juga siap berangkat. Setelah dua jam lebih, mereka akhirnya bertolak ke Jakarta, Rabu tengah malam.
"Pokoknya kita siap bergabung dengan kawan-kawan di Jakarta. Kita satu tujuan, turunkan Nurdin Halid sekarang juga," kata salah satu Bonek.
Dari keterangan yang dihimpun, Bonek yang berangkat ke Jakarta tidak hanya berasal dari satu elemen saja, melainkan dari berbagai kalangan. Mereka akan bergabung dengan berbagai suporter yang sudah melakukan Demo di Jakarta, Selasa kemarin.
ungkapan...
I will always loving you, kekasihku..
Dalam hidupku hanya dirimu satu..
I will always need you, cintaku..
Selamanya takkan pernah terganti..
Kumau menjadi yang terakhir untukmu.
Kumau menjadi mimpi indahmu..
Cintai aku dengan hatimu.
Seperti aku mencintaimu..
Sayangi aku dengan kasihmu.
Seperti aku menyayangimu..
I will be the last for you..
And you will be the last for me..
Dalam hidupku hanya dirimu satu..
I will always need you, cintaku..
Selamanya takkan pernah terganti..
Kumau menjadi yang terakhir untukmu.
Kumau menjadi mimpi indahmu..
Cintai aku dengan hatimu.
Seperti aku mencintaimu..
Sayangi aku dengan kasihmu.
Seperti aku menyayangimu..
I will be the last for you..
And you will be the last for me..
Langganan:
Postingan (Atom)